Senin, 21 Maret 2011

ANDAI KAU HALAL BAGIKU. . . .

sesuatu yang berkilau . . . .


Andai kau halal bagiku,
ingin rasanya aku mendekapmu
dan menenangkan hatimu


Andai kau halal bagiku,
ingin rasanya kuusap rambutmu 
dan meredam amarahmu


Andai kau halal bagiku,
ingin rasanya kutepuk punggungmu 
dan berkata "aku percaya padamu"


Andai kau halal bagiku,
ingin rasanya kugenggam erat tanganmu
dan meyakinkanmu "kau tak sendiri, ada aku bersamamu . . . ."


Andai kau halal bagiku,
sungguh  . . . .
Andai kau halal bagiku.

Sabtu, 05 Februari 2011

Endless Love

Inti cerita
Cinta yang tulus akan melahirkan sebuah keikhlasan dalam menghadapi setiap tantangan yang ada, walaupun pada akhirnya akan mendatang sebuah kepedihan yang tak terkira..

Sinopsis
Kisah roman-tragedi tentang kesetiaan seorang pemuda yang sangat mencintai kekasihnya. Dia rela melakukan apapun demi gadis pujaan hatinya. Obsesinya untuk selalu memenuhi keinginan kekasihnya di uji, sang gadis meminta dia untuk tidak melakukan contact dengannya selama 1x 24 jam, sesuatu yang menurutnya di luar dari kebiasaan gadis pujaan hatinya. Cerita kemudian berkembang setelah dia datang ke rumah kekasihnya untuk melepas rindu, yang pada akhirnya dia dipaksa untuk menerima kenyataan bahwa gadis yang sangat dicintainya telah tiada dengan meninggalkan sebuah pesan yang membuatnya sangat terharu dan tersayat pilu.

SCENE 1
Memperlihatkan suasana taman kota di pagi hari, tampak dua sejoli sedang bercengkrama di bangku taman, wajah si pemuda (sebut saja Adrian) kelihatan tegang, sedangkan si gadis (sebut saja Arini) berusaha untuk membujuknya. Akhirnya keduanya pergi meninggalkan taman. Scene berakhir.

SCENE 2
Adrian sedang mondar-mandir, dia kelihatan sedang memikirkan sesuatu yang sedang mengganjal dalam hatinya, terlihat jelas dalam gurat-gurat wajahnya penuh dengan kecemasan dan tanda tanya. Adrian menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Scene berakhir

SCENE 3
Adrian menuju ke rumah Arini dengan membawa seikat bunga mawar putih di tangannya, sesampainya disana terlihat banyak orang yang berkumpul dengan menggunakan pakaian serba hitam, suatu pertanda kedukaan. Adrian terlihat cemas, dia pun bergegas menuju ke ruang tamu rumah tersebut, disana dia mendapati Arini terbujur kaku, di sampingnya ada sepucuk surat atas namanya. Adrian hanya bisa menatap jenazah Arini dengan sedih, air matanya keluar tanpa bisa di bendung lagi. Scene berakhir

SCENE 4
Adrian menyusuri jalanan dengan kesedihan yang mendalam penuh penyesalan karena tidak berada di dekat Arini di saat-saat akhir hidupnya.

KARAKTER
1.      Adrian     : Pemuda tampan, lembut, pengertian
2.      Arini        : Gadis cantik, anggun, punya penyakit Leukimia
3.      Galang    : Kakak Arini, sabar, pengertian
4.      Figuran   : Para pelayat

SCENARIO

Scene 1. INT_Taman_Pagi
Tampak Adrian dan Arini sedang ngobrol, wajah Adrian kelihatan tegang.
ADRIAN :
“Apa alasanmu memintaku untuk tidak menghubungimu? Apa aku telah menyakitimu tanpa aku sadari?” dengan wajah penuh tanda Tanya. Cut.
Gambar beralih pada Arini yang tengah menarik nafas mendengar pertanyaan kekasihnya.
ARINI :
“Sama sekali tidak sayang, kamu tidak punya salah apa-apa, lagi pula Ini hanya untuk 1 hari saja, aku janji setelah ini aku tak akan meminta hal yang aneh-aneh lagi” Arini berusaha membujuk Adrian. Cut
ADRIAN : (wajahnya memelas)
“Selama ini aku tak pernah keberatan dengan semua permintaanmu, tapi untuk yang satu ini, aku benar-benar tidak bisa melakukannya, ini terlalu berat untukku.”
ARINI : (berusaha membujuk)
“sayang, aku janji ini, kalau kamu bisa menjalani permintaanku ini maka aku akan mencintaimu sampai akhir hidupku. Anggap saja ini hanya sebagai penyegar dalam hubungan kita.”
ADRIAN :
“Baiklah kalau memang itu keinginanmu, aku akan memenuhinya, tapi berjanjilah, ini adalah permintaan ‘aneh-mu’ yang terakhir. Kamu boleh minta apa saja tapi jangan pernah memintaku untuk tidak menghubungimu lagi, karena hal ini benar-benar menyiksaku.” Ucapnya dengan menggenggam erat tangan Arini. 
ARINI :
“Terima kasih atas pengertianmu, kamu baik sekali. Aku benar-benar bangga padamu”
Keduanya pun beranjak pergi meninggalkan taman, mereka berjalan dengan bergandengan tangan

Scene 2. INT_Rumah Adrian_Malam
Tampak Adrian sedang mondar-mandir di ruang tamu rumahnya. Dia kelihatan cemas dengan sesekali menarik nafas dan menutup wajah dengan tangannya. Adrian duduk di sofa sambil termangu. Muncul background suara Adrian.
“Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa perasaanku jadi was-was seperti ini, apa Arini baik-baik saja? Aku benar-benar merindukannya. Tuhan lindungilah dia, semoga tidak terjadi sesuatu padanya.”

Scene 3. INT_Rumah Arini_Siang
Adrian menuju kerumah Arini dengan seikat bunga mawar putih, dia terhenyak sesampainya di depan rumah. Banyak orang sedang berkumpul disana, semua memakai pakaian serba hitam, aroma kedukaan menyelimuti rumah Arini. Adrian ragu untuk memasuki rumah itu.
Dari dalam rumah Galang melihat ada Adrian diluar, dia pun beranjak dan menghampiri Adrian yang terlihat bingung.
GALANG : (menghampiri Adrian dan membawanya masuk)
“Adrian… kenapa berdiri disini? Ayo masuk, Arini sudah menunggumu dari tadi”
ADRIAN : (penuh tanda Tanya)
“Ya kak, aku juga sudah sangat merindukannya”
GALANG : (berbicara dengan pelan)
“Kamu yang sabar ya Adrian, biar bagaimanapun Arini sangat mencintaimu”
ADRIAN : (tertegun melihat jenazah di hadapannya)
“Ya Tuhan jadi ini adalah jawaban atas kegelisahanku tadi malam? Arini, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu membohongiku, kita sudah berjanji akan bertemu  hari ini setelah aku melewati ujian darimu, tapi kenapa kenyataan pahit ini yang harus aku dapatkan?” 
GALANG : (menghibur Adrian)
“Va, mungkin Arini tidak pernah cerita padamu, kalau sebenarnya dia terkena Leukimia, dan dia hanya punya waktu 1x24 jam untuk bertahan hidup, tapi yang perlu kamu ingat bahwa dia sangat mencintaimu. Ini ada titipan dari Arini”
ADRIAN : (menerima surat dari tangan Galang)
Dalam diam Adrian membaca surat dari Arini dengan meneteskan air mata. Cut
Gambar beralih pada kertas dan disertai dengan background suara Arini.
“Maaf … karena aku selalu membuatmu mengalah dalam segala hal
Maaf … Atas semua kepedihan yang aku timbulkan
Maaf … karena aku telah membuatmu masuk dalam kehidupanku
Maaf … karena aku harus pergi meninggalkanmu…
Terima kasih … karena kamu telah membuat hari-hari ku indah
Terima kasih … karena kamu telah membuat aku memiliki semangat untuk hidup
Terima masih … karena kamu selalu menganggap aku segalanya
Terima kasih … karena kamu telah luar biasa sabar dalam menghadapiku
Terima kasih … karena kamu telah memberi kebahagiaan dalam hidupku
Terima kasih … karena selama ini kamu telah menjadi pelita dalam hatiku…”
Aku mencintaimu sampai akhir hidupku, belajarlah untuk hidup tanpa aku…
Love you…

Scene 4. INT_Jalanan_Malam
Adrian berjalan menyusuri jalan dengan disertai backround suara Adrian…
Hidup ibarat kaca
Kadang begitu rapuh dan kadang begitu angkuh
Bilapun ia pecah berserakan itu bukanlah akhir dari sebuah kehidupan
Karena masih ada harapan dalam perjalanan panjang kehidupan
Kan ada yang menyusunnya kembali utuh…
Courtly love would give birth to a sincerity in the face of every challenge there is
Although in the end will come an infinite pain ..

Minggu, 30 Januari 2011

My Burning Star

masih kusimpan,
sketsa senyum yang dulu kau lempar untukku
masih tertata rapi,
janji dan kesepakatan yang pernah kita buat
dalam buku hitam catatan hidupku
masih terasa,
sejuk yang terhembuskan ketika kau sapa aku lewat candamu
bahkan basah air mata tangismu pun belum kering dari pundakku.

semua masih terasa hangat dan kurasa teramat singkat
bukan karena luka aku menyimpan sketsa itu
bukan karena cinta, aku menata rapi kisah itu
juga bukan karena iba aku mengenangmu

namun karena kau terlanjur menjadi kisah dalam hidupku
cerita tentangmu telah tertulis

bukan dengan tinta aku menulisnya shingga tipe-X mampu membuatnya putih
bukan dengan pensil aku mencoretnya sehingga karet akan dengan mudah menghapusnya
juga bukan dengan spidol yang dapat mengalir karena air
tapi aku menulisnya dengan sumpah,

dan kini,
kau pun akan kukenang
My Burning Star yang terkapar
terlempar, terjatuh, dan dilupakan

Selasa, 25 Januari 2011

AGAMA PELACUR MOVIE

IDE CERITA
Terinspirasi dari bukunya P. Nur Syam “agama pelacur”. Sebuah gambaran keagamaan yang tak hanya sebuah simbol, tapi sebuah keyakinan yang muncul dari dalam hati. Pertentangan antara realitas dan keyakinan.

SINOPSIS
Sebuah kisah mengenai pilihan hidup keagamaan, yang mengajarkan kita untuk lebih bijak menjalani hidup. Laras remaja muslim yang terjebak ke dalam dunia prostitusi di tengah keikhlasan dalam penghambaan. Sebuah pilihan hidup yang membawanya pada dua sisi kehidupan yang kontras.
Suatu ketika kehidupan mempertemukan Laras dengan David, pemuda sederhana dan cerdas yng kerapkali mempertanyakan eksistensi ketuhanan. Melalui diskusi-diskusi sederhana keduanya seolah melihat refleksi kehidupan yang lain. Gambaran kehidupan yang selama ini mereka ragukan .... menelusup sendi-sendi keyakinan yang samar.

TREATHMENT
SCENE 1
Memperlihatkan suasana masjid menjelang sholat berjamaah. Nampak seorang tokoh, seut saja Laras tengah berwudhu di sebuah kran. Terlihat aneh, menggosok anggota wudlu dengan keras. Gambar beralih pada sosok ustazd yang tengah khusyuk mendengarkan iqamah. Kemudian nampak segerombolan anak muda tengah bercengkrama. Ketika waktu sholat tiba 2 diantaranya masuk ke masjid untuk sholat. Tinggal seorang pemuda yang tidak beranjak dari tempat. David.
Scene beralih menggambarkan suasana sholat berjamaah. Kemudian salah seorang ustadz naik ke mimbar untuk ceramah. Nampak laras tengah berdoa dan menangis. Disaat yang bersamaan David seolah terhenyak ketika mendengar ceramah tentang larangan berzina. Scene berakhir.
SCENE 2
Memperlihatkan suasana masjid usai sholat berjamaah. Nampak beberapa figuran keluar dari masjid. 2 orang teman David mengajaknya pulang, ia beranjak. Langkahnya terhenti ketika mendapati sosok ustadz. Ia meminta teman2nya pergi lebih dulu. Terjadi perbincangan antara keduanya. Disaat yang bersamaan laras keluar dan memakai sepatu. Ketiganya sempat beradu pandang sekilas. Scene diakhiri dengan gambar ketiganya berjalan terpisah.
SCENE 3
Scene menunjukkan David dan ke2 temannya tengah asyik ngobrol di sebuah taman hiburan. Terjadi diskusi-diskusi ringan mengenai Tuhan dan Agama. Dari sinilah David diarahkan untuk menemui seorang ustadz. Ditengah perbincangan pandangan David tertuju pada sesosok perempuan muda yang turun dari sebuah sepeda motor dibonceng seorang lelaki. Lelaki itu mengulurkan uang. David terus memandang perempuan itu dengan heran hingga ia menghilang di sebuah kelokan jalan.
SCENE 4
Nampak david tengah berjalan untuk menemui seorang ustadz di sebuah kontrakan kecil. Ia mengajukan tiga pertanyaan mengenai keTuhanan yang kemudian dijawab dengan lemparan debu oleh sang ustadz. David pulang dengan marah.
SCENE 5
Nampak Laras keluar dari sebuah mobil mewah. Dari arah yang berlawanan david dan teman2nya berjalan ke arah laras. Tepat ketika David dan Laras berpapasan hak sepatu Laras patah. David mencoba menolong dan meminta teman2nya pergi lebih dulu. David mengajak laras untuk duduk.
Kemudian gambar memperlihatkan suasana David dan Laras tengah ngobrol di salah satu sudut jalan. Lewat diskusi ini terjadi debat antara Laras yang seorang pelacur, dengan david yang atheis mengenai eksistensi Tuhan dan agama.
SCENE 6
Nampak Laras yang tengah berjalan linglung di sebuah pemukiman kumuh. Nampak seorang pemulung yang tengah sibuk dengan pekerjaannya. Kemudian terdengar suara adzan. Sang pemulung bergegas mengambil wudlu dan sholat. Laras mendapati gambaran tentang hidup yang baru. Muncul slide scene 6, gambar pemulung dan gambar ketika dia turun dan mobil. Scene diakhiri dengan suara doa sang pelacur.

KARAKTER
1. Laras : lemah lembut, menyesali diri, PSK
2. David : cerdas, sederhana, atheis
3. Ustad : bijak, berwibawa
4. Figuran teman2 : pikiran pendek, hedonis, melarat, embongan, sedikit religius, humoris
5. Figuran customer 1,2 : hedonis, otoriter
6. Pemulung : sabar, religius

SKENARIO

SCENE 1. INT_MASJID_SIANG
Nampak Laras tengah mengambil wudlu. Menggososk-gosok anggota wudlunya dengan keras.
LARAS (rintihnya lirih, sembab)
“Mungkinkah noda-noda ini hilang Tuhan....” (cut)
Gambar beralih menunjukkan gambar sang ustadz tengah mendengarkan adzan dengan khusuk.
Gambar beralih pada 3 orang pemuda yang tengah duduk di serambi masjid. 2 diantaranya masuk ke dalammasjid ketika iqamah didengungkan.
DAVID
Udah iqamah tuh, cepat sholat!
FIGURAN (beranjak)
Lah kamu sendiri??
DAVID (mencibir)
Sejak kapan kamu lihat aku sholat?!
Keduanya lantas masuk ke dalam masjid. Kemudian memperlihatkan suasana shalat berjemaah. Laras mengambil shof pojok paling belakang. Terpisah dari jemaah yang lain, usai sholat berjamaah sang imam memberikan tausiyah.
USTAD
“hadirin yang dirahmati Allah. Saat ini dunia semakin bebas, maksiat dan dosa dimana-mana. Kita harus siap untuk menghadapi itu semua. Jagadiri dan keluarga. Sebagaimana firman Allah “qu amfusakum wa ahlikum nara”. Jagalah dirimu dan keluargamu dai api neraka. Jangan sampai kita terjebak kedalam kenistaan. Tidak hanya itu “janganlah kamu mendekati zina” seperti firman Allah “wala taqroqobuzzina”.... mendekati zina saja tidak boleh, apalagi melakukannya.
Disaat yang bersamaan, David seolah tersentak membaca ayat yang dibaca sang ustad. Nampak bingung.
Gambar beralih pada Laras yang tengah berdo’a. Menangis.
LARAS
“Tuhan... aku sadar, aku teramat hina di hadapan-Mu. Tapi hidup tak memberiku pilihan lain, selain dosa dan kenistaan ini, aku pun tak mungkin kembali keduniaku dulu, dunia yang justru membuangku, mereka akan mengecamku tanpa sedikit belas kasih, mereka takkan mengerti betapa akupun sakit menjalani semua ini......”(End)
SCENE 2.EXT_MASJID_SIANG
Scene memperlihatkan tokoh ustad berjalan keluar masjid. Diikuti oleh David dan kedua temannya. Atas permintaan David keduanya pergi lebih dulu.
DAVID (setengah mengejar)
“maaf pak ustad, bisa bicara sebentar?”
Sang ustad menoleh
USTAD (tersenyum ramah)
“ya .... ada apa?”
DAVID
“emh.... gini pak ustad, tadi sewaktu ceramah pak ustad banyak sekali menggunakan istilah-istilah baru yang tak saya mengerti, maksud yang tadi itu apa?”
USTAD
“oh... tadi saya memberikan tausiyah menengenai larangan berbuat zina. Saya sengaja mengutip beberapa ayat al-qur’an yang terkait dengan perintah tersebut. Seperti “wala taqrobuzzina” yang artinya janganlah kamu mendekti zina, karena zina itu sumber dari segala mala petaka. Memangnya kenapa?”
DAVID (tesenyum sinis)
“Tuhan sangat otoriter ya ustad, ini gak boleh, itu gak boleh, semua harus berjalan sempurna seperti yang Dia inginkan.”
USTADz
“Nak... tidak baik mempertanyakan tentang keputusan Tuhan. Tugas kita cukuplah menjadi hamba yang baik, toh pada akhirnya kita sendiri yang akan mendapatkan nikmatnya. Anak ini muslim kan?”
DAVID (terhenyak)
“orang tua saya ce iya”
USTADZ
Lalu anak sendiri?
DAVID
“memangnya ada untungnya kita beragama? Aku rasa hidup kita malah terkekang. Ni ga boleh, itu juga jangan. Repot”.
USTADZ (nampak tenang)
“Agama itu ibarat kompas yang menunjukkan arah. Tanpa agama hidup kita akan seperti petualang yang kehilangan arah. Saya yakin hati kecilmu memiliki kerinduan pada hal-hal seperti itu. Hanya saja kau belum sadar, ,
Sang ustadz berlalu setelah menepuk punggung David tanpa menunggu jawabannya. David bengong.
Disaat yang bersamaan Laras keluar dari masjid. Sempat beradu pandang dengan David. Scene ditutup dengan gambar ketiga berjalan terpisah.
SCENE 3. EXT_TAMAN_MALAM
Memperlihatkan suasana sebuah taman hiburan. Nampak segerombolan pemuda tengah asyik berpesta pora. Salah seorang diantaranya adalah David. Muncul seorang pemuda yang lain langsung bergabung dengan gerombolan
FIGURAN
“Woooiiii..,... Panjul dari mana aja lu jam segini baru datang”
PANJUL
“Biasalah cuci mata dulu... heehehehe”
FIGURAN
“Dasar ustad cap kambing, dirumah alim gak taunya jelalatan juga....”
PANJUL
“Hidup itu harus seimbang chuy ..... ibadah ok, foya-foya jalan teruzzzzz....
Semua saling bersorak ria kecuali David.
DAVID
“Jadi orang jangan setengah-setengah. Kalau mau masuk dunia hitam jangan ada yng putih setitik pun”
Yang lain pada melongo antara takjub dan heran.
PANJUL
“Waduh.... Ampun bro, aku paling gak bisa kalau udah debat ama kam, bisa kopyor ni otak hehehe.... mending kalau mau debat, ama kiyai Husen aja, dia lawan yang cocok buat kamu.
DAVID (selidiknya penuh tanya)
“kiyai Husen????”
PANJUL
“iya... dia itu orang tersohor di kampungku, lulusan pesantren”
DAVID
“Buat apa lulusan pesantren, ujung-ujungnya kalo melarat juga
FIGURAN
“betul banget tuch.....”
PANJUL
“ya lah ... terserah kalian .... yang penting have fun ok....”
Keceriaan kembali nampak dari gerombolan itu.
Gambar beralih menuju sebuah mobil mewah yang berhenti di tepi taman, dari dalam muncul seorang perempuan muda, dari jauh David mengamati, perempuan itu adalah Laras. Keduanya sempat bertatapan.
LARAS
“Om.... makasih yan udah di anterin”
CUSTOMER
“ya ... sama-sama Laras.... lain kali om hubungi lagi ya....
LARAS (bergelayut manja)
“seperti biasa, siapa cepat dia dapat”
CUSTOMER
“tapi kalau aku bisa ngasih lebih banyak, aku akan dapat antrian yang pertama kan?”
LARAS
(tersenyum manja dan mengangguk)
CUSTOMER
“ya.... udah sampai jumpa lagi ya.... da.....
Mobil melaju pergi, Laras berjalan melewati gerombolan David dan kawan-kawan. David terus memandangi Laras sampai bayangannya hilang di sudut jalan. Scene berakhir.
SCENE 4. EXT_SAWAH_SIANG
Namapak David tengah berjalan menuju sebuah persawahan. Menghampiri seorang tokoh. Ustadz. Sang ustadz tengah duduk2 di tepi sawah.
DAVID
Maaf ustadz, bisa mengganggu bentar?
USTADZ
Oh ya boleh, kebetulan bapak lagi istirhat aja. Kalo tidak salah anak yang kemarin katemu di masjid itu ya?
DAVID
Benar ustadz, saya David (mengulurkan tangan)
USTADZ (menjabat tangan David)
Husein, ,
DAVID
Saya sudah tahu,
Pandangan David beralih ke hamparan sawah di depannya. Terdiam beberapa saat.
USTADZ
Oya, maksud kedatangan anak datang kesini?
DAVID
Saya dengar dari teman saya, ustadz dikenal sebagai orang yang alim di daerah ini
USTADZ (tersenyum sembari bersandar di sebuah pohon)
Itu Cuma kata orang nak... bapak ce gak pernah ngrasa sebagai orang alim. Bapak Cuma melakukan apa yang bapak yakini. Masalah orang mau menilai apa itu terserah,
DAVID (tersenyum sembari mengangguk2)
Seperti yang saya katakan kemarin, saya sangat tidak tertarik dengan konsep keagamaan yang ruwetnya mengalahkan birokrasi. Tapi saya punya 3 pertanyaan yang harus bapak jawab,
USTADZ (mengerutkan kening)
Pertanyaan???
DAVID (bernada menentang)
Iya, pertanyaan yang sedikit saja ustadz salah menjawabnya. Ustadz harus mulai mempertanyakan agama yang ustadz percaya itu,
USTADZ
Baiklah saya akan berusaha menjawabnya, InsyaAllah bapak telah siap dengan agama yang bapak anut ini,
DAVID
Semoga itu benar,
Pertanyaan pertama, bagaimana mungkin kita mempercayai sesuatu yang tidaka bisa kita lihat. Seperti Tuhan anda. Jika benar Tuhan bapak itu ada, coba tunjukkan dimana, apa bisa dilihat?
Kedua, dalam agama bapak dikatakan, Tuhan menentukan Qodlo dan Qodar. Lalu kenapa manusia masih harus mempertanggung jawabkan perbuatannya? Kenapa masih ada surga dan neraka?
Dan yang terakhir, jika syetan terbuat dari api, apa mungkin dia bisa merasakan api neraka?
USTADZ
Pertanyaan yang sangat cerdas
DAVID
Lalu?? Apa jawaban ustadz?
USTADZ
Pertanyaan itu sebenarnya sejenis, bapak bisa menjawabnya hanya dengan 1 kali.
DAVID
Tidak usah berputar2 ustadz, saya butuh jawaban yang pasti.
USTADZ
Kamu benar, ingin tahu jawabannya?? Meski itu sedikit menyakitkan?
DAVID
Bulsyit dengan rasa sakit,
USTADZ
Baiklah, ikut dengan bapak sebentar
Sang ustadz kemudian membawa David ke tepi jalan raya yang berdebu. Ia mengambil segenggam debu. Kemudian dengan tiba-tiba melempar ke muka David. David menjerit kesakitan.
DAVID (membentak sembari menahan perih di mata)
Ustadz.... apa yang anda lakukan?!!! Saya minta jawaban bukannya dilempar debu. Kalau memang tidak bisa jawab bilang aja terus terang gak usah anarkis. Saya bisa saja melaporkan ini sebagai bentuk penganiayaan,
USTADZ (tersenyum tenang)
Justru ini adalah jawaban dari semua pertanyaanmu, kau merasa sakit kan? Apa kau bisa menunjukkan padaku seperti apa itu rasa sakit?. Apa yang aku lakukan ini kehendak Allah, lalu kenapa kamu memintaku bertanggung jawab?. Dan yang terakhir, manusia terbuat dari tanah, tapi buktinya anak tetap sakit kan ketika bapak lempar dengan tanah? Begitu juga syetan nantinya, ia akan tetap terbakar dan merasakan panasnya api neraka.
DAVID (mukanya merah padam menahan amarah)
Dasar ustadz gila!!!
David kemudian pergi dengan marah meninggalkan sang ustadz. Sang ustadz mengelus dada, dan berdoa lirih
USTADZ
Ya Allah, berikanlah hidayah pada pemuda itu. Jadiakanlah ia kekuatan dalam Islam, yang kelak akan memperjuangkan ayat-ayatMu!
Scene berakhir
SCENE 5. EXT_TEPI JALAN_MALAM
Scene dimulai dengan gambar Laras keluar dari seuah mobil mewah dengan pakaian yang seronok. Mobil melaju pergi. Laras kemudian berjalan. Dari arah yang berlawanan nampak DAVID dan kedua temannya juga berjalan. Tepat ketika Laras dan David berpapasan, hak sepatu Laras patah. Kakinya terkilir.
LARAS (merintih kesakitan)
Aauugggh.....!!!
David datang menolong. Sementara kedua temannya berjalan lebih dulu.
FIGURAN (berteriak dari jauh)
Wooi... vid... mau booking ya??
DAVID (sembari membopong Laras)
Kalian duluan aja ntar aku nyusul. Anda tidak apa2?
Laras hanya menggeleng. David kemudian membantunya duduk di tepi jalan.
DAVID
Maafin ketidak sopanan teman2ku tadi ya?!
LARAS
Bukan mereka yang salah. Memang begitulah keadaannya. Tapi sory aku sudah tidak melayani pelanggan lagi, ini udah terlalu larut,
DAVID (gelagapan)
Ehh... bukan... bukan. (seolah menyadari sesuatu)
Jadi kamu??? PSK?!!
LARAS (sinis)
Kamu pikir apa?? Dengan pakaian seperti ini apa mungkin aku ini santri?? Ada2 aj,
David hanya diam dengan raut muka bingung.
LARAS
Kenapa? Kamu jijik? Gak usah munafik lah! Banyak orang yang menghujat dan mencerca pekerjaanku, tapi tak sedikit juga yang memakai jasaku. Bahkan tidak sedikit mereka dari kalangan pejabat yang biasanya getol menyerukan anti prostitusi dan trafficking,
DAVID
Aku tidak pernah berfikir untuk menghakimi seseorang hanya karena pekerjaannya yang bagi sebagian orang itu kotor. Semua berhak memilih jalan hidupnya sendiri. Termasuk kamu,
LARAS
Seandainya ada pilihan yang lebih bersih dan menjanjikan, aku juga tidak mau berada dalam kenistaan ini
David menoleh ke arah Laras. Memandangnya lekat, Laras sedikit kikuk,
LARAS
Kenapa? Jangan bilang kamu berubah pikiran dan ingin memakai jasaku juga, (dengan tatapan menantang)
DAVID
Sepertinya aku pernah lihat kamu sebelumnya?? Tapi dimana ya??
LARAS
Ketemu aku??
Keduanya terdiam beberapa saat. Muncul slide scene 1 ketika keduanya berpapasan di depan masjid.
LARAS & DAVID (serempak dan saling menunjuk)
Masjid!
Keduanya tertawa geli.
DAVID
Kenapa memilih pekerjaan ini?? bukannya ini bertentangan dengan agamamu??
LARAS
Iya, aku tahu. Tapi kenyataan hidup membuatku tak punya pilihan lain.
DAVID
Ada apa dengan hidupmu?
LARAS
Sepertinya kau sangat tertarik mendengarkan ceritaku?? Jangan2 ka seorang intel??
DAVID
Bukan... aku Cuma tertarik aja. Bisa2nya seseorang melakukan hal yang kontras sepertimu. Siang hari berdoa dengan khusyuk pada Tuhan. Malam hari justru sebaliknya menjadi pemuas nafsu lelaki2 bejat. Seolah kau lupa Tuhan tengah mengamati perbuatanmu itu, yah... meskipun aku sendiri ragu apa benar Tuhan itu ada
LARAS
Tuhan itu ada. Aku yakin itu. Mengenai hidup yang aku pilih ini semua demi menyambung hidup. Aku menikah dengan lelaki bejat, dia meninggalkanku tanpa kejelasan. Padahal demi menikah dengan dia aku rela menjadi durhaka kepada ortuku. Tapi emang udah dasar nasibku yang buruk, ia meninggalkanku ketika aku tengah mengandung. Disaat seperti itu, aku tidak mungkin kembali pada orang tuaku. Karena itu aku memilih menghidupi anak kembarku sendiri. Dan satu2nya pekerjaan yang menjanjikan, ya ini. Meskipun awalnya, semua terjadi karena aku ditipu oleh seorang Mucikari yang mengaku akan mempekerjakanku sebagai TKW. Kadanga aku meras sangat berdosa, ntah akan jadi apa kelak aku di akhirat,
David tertawa kecil

LARAS
Kamu menertawakan hidupku? Kamu pikir ini lelucon untuk menarik simpatimu?
DAVID (menggeleng)
Aku hanya teringat pertemuanku dengan seorang Ustadz tadi siang, aku menantanganya dengan 3 pertanyaan tentang eksistensi Tuhan......
Flashback ke scene 4 ketika David bertanya pada ustadz dan dilempar debu.
LARAS
Trus apa hubungannya dengan kisah hidupku?
DAVID
Ya... harusnya kalian yang mengaku beragama itu konsekwen dengan keyakinan kalian sendiri. Kalau kalian percaya Tuhan itu ada, berkuasa atas segalanya, ya kalian jalani juga perintahNYA. atau jangan percaya sekalian. Seperti aku, aku tidak percaya siapa itu Tuhan, bulsyit dengan agama, so aku bebas.
LARAS
Aku tetap percaya Tuhan itu Maha Tahu. Aku tetap berharap kelak akan menemukan jalan untuk keluar dari lembah hitam ini.
DAVID
Kamu tidak ingin protes pada Tuhanmu?? Kau sangat mempercayaiNYA, tapi IA seolah tak menoleh kearahmu, membiarkanmu terjerembab kedalam kenistaan.
LARAS
Kamu ini ada2 aja, bagiku Tuhan itu Maha Adil. Mungkin sekarang aku seperti ini, tapi bisa jadi Tuhan tengah mempersiapkan rencana yang indah untukku, siapa tahu,
Laras beranjak dari duduknya sembari menenteng sepatunya yang patah.
LARAS
Oya, udah dulu ya, aku harus pulang, capek
DAVID
Ok, thanks ya untuk diskusinya
Laras hanya mengangguk kemudian berlalu meninggalkan David. Belum genap 5 langkah Laras menjauh, David memanggilnya.

DAVID
Oh ya Nona, kalau lain kali kamu berubah pikiran dan ingin keluar dari pekerjaanmu itu. Aku bisa membantumu.
Laras menoleh, tersenyum, mengacungkan jempol dan berlalu. Scene berakhir.
SCENE 6. EXT_PEMUKIMAN_SIANG
Nampak Laras tengah berjalan linglung di sebuah pemukiman. Memandangi sekelompok pemulung yang tengah sibuk memunguti sisa2 kardus dan botol. Kemudian terdengar suara adzan, salah seorang diantaranya langsung bergegas meletakkan hasil pulungannya dan memasuki masjid untuk sholat.
Laras memandanginya. Muncul background suara Laras.
“Ya Allah betapa hinanya aku, dibanding pemulung itu. Ditengah terpaan kepahitan hidup ia tetap kukuh berada di jalanMU. Menjalankan perintahMU. Menjaga diri dan kehormatannya. Sementara aku, hanya karena takut kelaparan, aku menjadi manusia bejat yang menjual kehormatannya. Ya Allah apa yang harus aku perbuat....”
Muncul slide scene 3 ketika Laras bergelayut manja pad seorang lelaki. Disusul slide scene 5 ketika David menawarkan bantuan. Terakhir slide scene 6 ketika seorang pemulung memunguti sampah.
Scene ditutup dengan gambar Laras yang tengah terpuruk, sembari menangis.
END

IDE CERITA

Karena Cinta

Ashiko, gadis kelahiran Bandung yang terkenal sangat keibuan dan pengertian. Namun pengalaman pahit atas penghianatan cinta di masa lalu membuatnya sangat dingin terhadap lelaki. Ia tengah menyelesaikan studi S1 di sebuah universitas komunikasi di Bandung. Ia memiliki 2 orang sahabat karib bernama Renata dan Namiera. Mereka lah yang perlahan membuat Ashiko melupakan masa lalunya.
Hingga suatu ketika Ashiko kembali dihadapkan pada dilema Cinta. Jovan, lelaki yang sempat mengetuk hatinya justru membawanya pada pertengkaran yang hampir meretakkan persahabatan dengan Renata dan Namiera. Lantaran kehadirannya dianggap hendak merebut perhatian Ashiko.
Ashiko yang gamang diantara 2 pilihan justru pergi untuk selamanya meninggalkan kedua sahabatnya dan cintanya. Ia meninggal dalam perjalanan kereta api menuju
Yogyakarta. . . . . . . .


Budak di negeri sendiri

Sebuah realitas yang menggambarkan betapa pendidikan yang tinggi saat ini bukanlah jaminan yang paten bagi seseorang untuk dapat menjadikan hidupnya lebih baik. Mengangkat kisah kehidupan seorang remaja kampung yang memilih merantau ke jakarta untuk mengenyam pendidikan tinggi. Berbekal uang hasil penjualan sawah warisan keluarga satu-satunya. Sang pemuda mendaftarkan diri di sebuah universitas di jakarta.
Dengan semangat dan tujuan yang mulia. Sang pemuda menjalani pendidikannya dengan serius dan tekun. Usahanya pun membuahkan hasil. Ia lulus sebagai mahasiswa terbaik di angkatannya. Sebuah kebanggaan yang jarang bagi pemuda kampung sepertinya.
Dengan berbekal ijasah yang dimiliki. Sang pemuda mencoba peruntungannya di jakarta. Satu persatu perusahaan didatangi. Ribuan surat lamaran dilayangkan. Namun jalan nasib tak selalu mujur. Setiap perusahaan yang didatangi hanya memberinya satu kata ‘maaf’. Surat-suratnya pun bagai ditelan bumi tanpa kabar berita.
Ditengah kegalauan, sang pemuda pun memutuskan mengakhiri pencariannya. Dipasrahkannya ijasah yang diperolehnya dengan keringat dan air mata selama 4 tahun di ujung sapu jalanan kota jakarta. Ia memilih menjadi tukang sapu.
‘Disinilah mungkin akhir dari pencarianku. Sebuah keputusan yang teramat pahit bagiku. Namun aku pun tak mau disalahkan atas keputusan ini. Sistem dan birokrasi yang ada lah yang harus bertanggung jawab. Masihkah mereka peduli pada nasibku??? Tuan rumah yang menjadi budak di negeri sendiri’



Aku tlah mati rasa

Saat aku mulai bisa melihat dunia inilah yang aku lihat. Pergerakan waktu yang dipenuhi dengan hiruk pikuk kendaraan di jalanan. Berperang demi sekoin emas untuk mengganjal perut yang meraung-raung seperti singa ditengah rimba.
Hidupku berjalan seiring dengan lagu yang kunyanyikan. Kadang datar, naik, menukik, dan jatuh. Namun tak tentu dimana awal dan akhirnya. Banyak yang menganggapku sampah di jalanan. Hinaan, umpatan, bahkan pengusiran menjadi makanan wajibku setiap hari meski tak pernah membuatku kenyang.
Kini, aku yang dulu dijauhi, dihina, dan dibenci menjadi pusat perhatian banyak orang. Berita tentangku terpampang di halaman depan koran pagi ini. ’11 juni 2009_Sesosok mayat bocah tanpa identitas ditemukan membusuk disekitar rel kereta api argopuro jurusan surabaya-pasuruan. Berdasarkan olah TKP diduga kuat bocah tersebut terlindas kereta api yang tengah melintas’. Perasaan iba, haru, dan kasihan seolah menghapus perlakuan mereka selama ini padaku. Namun disaat semua itu terjadi, aku tlah mati rasa untuk peduli’.
Kisah perjalanan hidup anak jalanan yang terabaikan dari pelataran dunia. Dan bertekuk lutut pada garis hidup yang membawanya mengakhiri perjalanannya. Kematian.

Aku ingin pulang

Terinpirasi keberhasilan Barack Obama menembus gedung putih sebagai presiden kulit hitam pertama di Amerika. Jovan pun memulai langkahnya untuk meniti karir. Namun tidak di dunia politik seperti halnya Obama. Jovan memilih berkarir di media. Dengan berbekal pengalaman sebagai wartawan kampus, jalan jovan terbilang cukup mujur. Jovan berhasil dalam seleksi penerimaan wartawan sebuah koran swasta yang cukup bonafit.
Pekerjaan yang memang diidam-idamkannya sejak dulu itu dijalaninya dengan penuh semangat dan kredibilitas yang tinggi. Dalam waktu yang bisa dikatakan cukup singkat, kurang dari 3 tahun jovan telah dipercaya untuk menjadi pimpinan redaksi salah 1 rubrik di koran tersebut dari yang semula hanya sebagai asisten wartawan. Jabatan yang semakin tinggi otomatis menyita sebagian besar waktunya. Namun semua itu tetap dijalaninya dengan baik. Meski terkadang obsesi terhalang akan kondisi tubuh yang drop akibat telalu diforsir.
Jovan menjalani pekerjaannya dengan membabi buta. Ia tak pernah berfikir mengenai setiap berita yang ditulisnya. Asal memenuhi standard pasar dan diterima redaktur, dia sudah puas. Apalagi jika dia mampu menghasilkan berita melebihi target yang bisa dibuat oleh rekan seprofesinya. Itu tentu saja semakin memotivasi dia untuk bekerja ekstra keras lagi. Demi obsesinya menjadi yang terbaik.
Namun Tuhan menunjukkan hal yang lain padanya, semenjak dia jalan-jalan di perkampugan muslim tionghoa surabaya, mencari bahan berita untuk rubrik masyarakat dan budaya yang dihandlenya, dan berinterasi langsung dengan komunitas muslim tionghoa yang tengah menjalani keasyikan beribadah dan mempelajari tentang agama, rasanya lain.
Realitas yang selama ini dianggapnya hanya sebagai ladang mengeruk keuntungan materi lewat berita yang ditulisnya, ternyata membawa cambukan moral tersendiri baginya. Yakni keagungan Tuhan yang telah ia lupakan selama ini. Tergantikan oleh obsesinya untuk menjadi yang terbaik. Bersama dengan para muslim tionghoa tersebutlah akhirnya jovan menemukan jalannya kembali pada hidayah Ilahi Rabbi.
‘Masih pantaskah kita berbangga diri. Ketika kita tahu bahwa kita tercipta dari setetes air hina yang kemudian disempurnakan kejadiannya oleh Tuhanmu. Sesungguhnya Allah maha pengampun atas dosa-dosa hamba-NYA’.


Berdamai dengan Tuhan

‘Nduk.... kapan kamu akan mulai belajar sholat lagi?’ suara parau nenek sheeva kala melihat cucu semata wayangnya itu sibuk dengan pekerjaannya. Dan melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Dan seperti biasa sheeva hanya membalasnya dengan senyuman. ‘nanti nek. ...Kalo waktunya sudah tiba ya! Rayunya pada sang nenek sekedar memberinya harapan bahwa mungkin kelak ia akan kembali pada hidayah. Mungkin....hanya mungkin. Jika sudah begitu, sang nenek hanya bisa pasrah sembari terus berdoa agar sudi kiranya Tuhan membagi hidayah pada cucunya tersebut. Tak jarang sheeva mendapati neneknya menangis dalam doanya. Doa untuknya.
Sebenarnya Sheeva bukan tak bisa sholat. Ia terlahir dalam lingkungan keluarga yang agamis. Ayahnya adalah seorang dosen filsafat di sebuah universitas islam negeri, yang juga masih memiliki hubungan darah dengan kasultanan Demak. Ibunya meski bukan dari kalangan priyayi namun memiliki dasar pengetahuan agama yang cukup matang, yang didapatnya dari kuliah di Al Azhar Cairo, Mesir. Ibunya adalah lulusan terbaik di kampusnya yang mendapatkan beasiswa S2 ke luar Negeri. Sheeva pun adalah lulusan perancis di jurusan perbandingan agama. Sebuah dasar agama yang cukup kuat sebenarnya.
Awalnya sheeva tumbuh sebagai gadis yang taat beragama dan tekun. Namun semua berubah semenjak kepergian kedua orang tuanya yang secara tiba-tiba, tepat dihari dimana dia di wisuda. Kedua orang tuanya meninggal dalam perjalanan pesawat menuju perancis ketika hendak menghadiri acara wisudanya.
Tragedi naas tersebut sontak mengubah jalan hidup Sheeva secara drastis. Kini ia tak lebih sekedar seorang gadis tanpa akidah. Dia memilih menyibukkan diri meniti karir sebagai sekretaris direksi sebuah perusahaan otomotif. Semua itu dijalaninya sebagai bentuk pemberontakannya pada takdir. Ia tengah berseteru dengan Tuhan. Tuhan yang telah merenggut kedua orang tua dari sisinya. Hanya neneknya lah yang masih dengan setia mendampingi Sheeva dan terus berusaha memotivasinya untuk berubah. Walaupun sang nenek sadar hal itu bukanlah sesuatu yang mudah.
Hingga suatu ketika kejadian aneh dialami Sheeva. Berkali-kali dia bermimpi dalam tidurnya melihat seorang perempuan tua, mati setelah terjatuh ke dalam sebuah sumur. Awalnya diabaikannya mimpi itu. Namun ia mulai dihinggapi perasaan was-was ketika mimpinya semakin jelas menunjukkan bahwa perempuan tua dalam mimpinya tersebut adalah neneknya sendiri.
Sheeva yang kehilangan akal sehat mulai melakukan hal-hal yang tidak masuk akal . Akibat ketakutannya kehilangan orang yang paling disayangi untuk yang kedua kalinya. Ia melarang neneknya untuk mendekati sumur, bahkan ia pun menutup sumur yang ada dirumahnya. Ia berusaha mencegah mimpinya menjadi kenyataan.
Namun manusia bisa berkehendak tapi kuasa tetap Allah yang menentukan. Nenek Sheeva meninggal ketika tengah mengambil air wudlu di kamar mandi. Ia jatuh terpeleset dan kepalanya membentur dinding bak mandi. Karena darah yang keluar tak kunjung berhenti hingga akhirnya merenggut nyawa neneknya. Kembali Sheeva dihadapkan pada goncangan batin yang menguji keimanannya.
Hidayah datang pada siapa yang dikehendaki-NYA. Kematian neneknya membawa Sheeva pada babak baru tentang arti sebuah perjalanan hidup dan keharusan memasrahkan diri pada taqdir yang telah digariskan. Pilihannya hanyalah apakah kita akan menjalani semua dengan baik sebelum ajal menjemput. Atau memilih menantang taqdir dan mempertanyakannya.
‘Sheeva manusia memang diberi kemampuan untuk berkehendak sejauh yang bisa ia tempuh. Namun ia tetap berada dalam suatu dimensi dimana Tuhanlah yang berkuasa penuh. Segala apa yang terjadi dalam hidup kita bukannya tanpa arti. Semua itu adalah roda kehidupan yang telah dirancang oleh Tuhan agar dapat menjadi pelajaran bagi manusia. Lalu, masih pantaskah kita mempertanyakannya?? ‘,
Sampai detik ini, aku tidak pernah tahu masih pantaskah aku menyebut diriku muslimah. Aku hanya berharap bahwa Islam seperti yang dikatakan nenek. Penuh ampunan, yang menjanjikan keselamatan dan perlindungan bagi yang beriman pada-NYA. Kini akan kukabarkan pada semesta bahwa Islam tlah mengkhitbahku dengan sebait kata syahadat sebagai bukti kepasrahanku pada-MU. Dalam hati yang penuh harap akan Ridlo-Mu kupasrahkan jiwa dan raga ini menjadi budak di langit-langit surga-MU.

Untuk Nami

(tentang janji dan cinta yang tak pernah mati)
Adalah Bima, seorang laki-laki usia 20 tahunan yang setiap hari selalu menyempatkan diri duduk di sebuah stasiun kereta api. Selama 10 tahun dia setia menunggu seseorang yang bertahun-tahun tak kunjung datang. Seseorang yang paling penting dalam hidupnya.
Hingga disuatu senja saat bima duduk, terlihat seorang anak kecil duDuk sendirian dengan wajah memelas tanpa ditemani siapapun , bima datang dan menyanyakan sedang apa dia di stasiun sendiri. Anak itu menjawabbahwa dia sedang menunggu seseorang. Seseorang yang penting dalam hidupnya.
Alur cerita membawa mereka kemasa lalu untuk saling menceritakan siapa sebenarnya yang dia tunggu.Hingga akhirnya diketahui, bahwa yang mereka tunggu adalah seorang wanita yang sama. Dia bernama nami, ibu dari seorang anak kecil sekaligus kekasi bima yang sejak dulu sampai hari itu masih dicintainya dulu mereka terpisah karena orang tua nami tak setuju hubungan mereka,namun ketika perpisahan itu sebenarnya nami sedang mengandungbuah cinta mereka.
Ditengah cerita, sebenarnya nami juga selalu datang ke stasiun bersama bayinya Alu. Sayangnya mereka tak saling bertemu, entah karena selisih waktu 2 detik, ramainya stasiun dll. Nami selalu mendongengkan pada alu bahwa dia sedang menunggu orang yang terpenting dalamhidupnya. Namun naas, sebelum Nami bertemu dengan Bima,dia meninggal terlindas kereta dan dimakamkan warga kampung dekat stasiun. Warga tak pernah menceritakan apapun kepada Alu karena mereka pun tak mengetahui jika Nami meninggalkan seorang anak kecil bernama Alu.
Bima sadar bahwa anak kecil itu adalah anaknya, dan anak itupun mengatakan bahwa namanya adalah Alu Putra Bima, nama yang pernah dibayangkan oleh bima dan nami semasa mereka bersama.
Bima membawa Alu Pergi, berniat merawatnya. Sambil akan tetapmenunngu hari dimana mereka akan bertemu nami untuk berkumpul menjadi keluarga. Nami tak pernah mati dari hati mereka, nami tetap hidup mereka akan selalu menunggu tanpa berhenti. Karena cinta untuk orang yang paling penting dalam hidup adalah cinta yang tak pernah berubah ataupun berhenti.
Hidup dan korbankan sisa hidupmu untuk orang yang paling berarti dalam hidupmu.

INI KISAH CINTA.......

Cinta, mahasiswi jurusan bahasa dan sastra terlahir sebagai putri semata wayang keluarga priyayi. Orang tuanya adalah pendiri sebuah pondok pesantren salaf di wilayah jombang jawa timur. Seperti pada umumnya kehidupan pesantren, Cinta hidup dalam lingkaran tradisi yang ketat.
Namun seperti kata pepatah, cinta akan mencari jalannya sendiri. Seorang pria bernama Roby berhasil mengetuk pintu hati Cinta. Membuatnya percaya bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Sebuah cinta yang lahir dari jiwa suci yang dikirim Tuhan.
Tapi Cinta menjadi gamang ketika ia dihadapkan pada dilema antara cinta dan pengabdian. Cinta dijodohkan dengan Choirul, putra sahabat karib ayahnya.
Begitulah kisah ini bermula hingga pada akhirnya Cinta memilih menjalani pengabdiannya sebagai istri Choirul.....

MUTIARA YANG TERPENDAM

SINOPSIS

Sebuah pelajaran tentang arti menghargai orang lain. Diandra, gadis kelahiran Bandung yang memutuskan untuk kuliah di Surabaya, di sebuah Universitas Komunikasi. Di lingkungan yang baru, niversitdiandara tak mengenal siapapun. Namun pribadi yang cuek dan easy going membuatnya pandai bergaul.
INCOME, sebuah komunitas pecinta film yang sempat menarik perhatian Diandra. Namun kesan Eksklusif yang diperlihatkan membuat Diandra kehilangan mood.meski ia sempat dekat dengan salah satu personilnya. Sebut saja Permana.
Suatu ketika, pihak universitas mengadakan perlombaan menulis skenario dan fotografi. Dan tentu saja income berada di garda depan. Diam-diam diandra ikut serta dalam event tersebut tapi dibidang yang lain yakni fotografi dunia baru yang menggelitik adrenalinnya
Namun siapa sangka jika Diandra sebenarnya adalah adik dari salah satu juri dalam perlombaan tersebut, Delvin Alfaro. Hal itu membuat income sadar yang mereka pandang sebelah mata adalah mutiara yang terpendam.
PEMAIN
Diandra : Cuek, easy going, tomboy, adventurir kadang juga bijaksana
Delvin : Kakak Diandra, humoris dan pengertian
Permana : Bijak tapi sulit mengontrol suasana
Desi : Individualis tapi setia kawan
Figuran : 1. Dosen : rapi, dan berwibawa
2. teman-teman sekelas: baik hati, individualis, ceria
PROPERTI
Diandra : Tas ransel, tas jinjing, kamera, buku catatan, balpoint
Delvin : Hem lengan panjang
Permana : Brosur, tas ransel
Desi : Tas cewek
Figuran : 1. Dosen : map, spidol
2. Teman-teman sekelas : tas dan buku catatan
SETTING LOKASI
1. Rumah johan
2. Kos Nensi
3. Jalan depan kampus
4. Jalan samping gedung b tarbiyah
5. Depan gedung rektorat
6. Kantin
7. Ruang 25
TREATHMENT
Scene 1
Suasana kamar Diandra. Nampak Diandra tengah sibuk berkemas ia hendak kuliah disurabaya. Sang kakak masuk untuk melihat adiknya.
Scene 2 (non dialog)
Nampak Diandra Turun dari bis. Kemudian menuju sebuah kos-an. Scene ditutup dengan gambar Diandra yang merebahkan diri di atas tempat tidur.
Scene 3
Diandra berjalan menuju kampus. Kelas nampak penuh ketika Diandra datang. Seseorang tiba-tiba menabrak Diandra dari belakang, nampak ngos-ngosan. Sebut saja, Permana. Mereka berkenalan. Scene berakhir ketika seorang gadis yang lain memanggilnya, sebut saja Desi.
Scene 4
Suasana kantin. Nampak Permana dan Desi tengah ngobrol di salah satu meja kantin. Diandra datang dan menyapa keduanya. Desi nampak tidak suka. Akhirnya Diandra memilih duduk di kursi yang lain.
Scene 5
Suasana kelas nampak lengang, hanya ada Desi dan permana ketika Diandra datang. Permana menawari Diandra untuk ikut dalam perlombaan yang diadakan oleh pihak universitas. Desi nampak sinis, yang dipampang itu pastinya foto-foto yang memiliki nilai estetika tinggi, bukan sekedar main-main’ ucapnya dengan nada sinis. Scene berakhir ketika Diandra menerima sebuah telepon.
Scene 6
Nampak Desi dan Permana keluar dari sebuah gedung. Wajahnya sumringah. Gambar beralih pada Diandra yang tengah mengobrol dengan kakaknya. Mereka mendekati Diandra. Dari percakapan inilah mereka tahu bahwa Diandra adik salah seorang juri dalam perlombaan yang mereka ikuti. Scene berakhir dengan gambar Diandra dan kakaknya yang berjalan meninggalkan keduanya. Sebelum pergi Diandra berpesan ‘ ada banyak hal yang perlu kita pelajari dalam hidup ini. diantaranya menghargai orang lain. Belajarlah membuka hati untuk orang lain agar kita dapat melihat betapa banyak mutiara yang kita sia-siakan’.
SKENARIO
Scene 1. Kamar Diandra_Pagi
Nampak Diandra tengah sibuk mengepaki barang-barangnya.. kemudian muncul sang Kakak tanpa bicara sepatah kata pun. Duduk di dekat ransel Diandra. Memandangi adiknya.
DIANDRA
Kok diem aja?! Sariawan ya?! (masih terus sibuk berdandan dan mengepaki bajunya)
DELVIN (tersenyum)
Udah cepetan, ntar keburu ditinggal ama keretanya (mengelus kepala Diandra yang tengah melenggang di depan cermin)
DIANDRA (cemberut)
Kakak..... kebiasaan deh! Emang aku kucing pake dielus kepalanya segala,
Delvin hanya tertawa menggoda adiknya. Menjulurkan lidah. Diandra manyun.
Keduanya kemudian keluar dari kamar. Diandra menggendong ranselnya.
DELVIN
Kamu beneran mau kuliah di Surabaya??
DIANDRA
Yah..... ditanya lagi. Siap banget kakak, lagian orang uda rapi mau berangkat gini juga,
DELVIN
Gak mau dianter?
DIANDRA
No. Kakak tenang aja, everything will be OK. (mencium tangan kakaknya)
Aku berangkat ya kak, doain semua lancar,
DELVIN
Amien.... ntar.....
DIANDRA (langsung memotong)
Kalo uda nyampe telepon kakak?, pastilah hehe
Da.. kakak, assalamu alaikum
DELVIN
Waalaikumus salam
Diandra melenggang pergi. Gambar berakhir ketika Delvin menutup pintu rumah.
Scene 2 . Jalan_Kos_Sore
Sesuai treathment non dialog
Scene 3. Kampus_Kelas_Pagi
Nampak Diandra berjalan menuju kelas. Kelas nampak penuh. Tiba-tiba seseorang menabrak Diandra dari belakang. Sebut saja Permana.
PERMANA (melipat kedua tangan)
Eh, sory-sory aku pikir uda telat, makanya buru-buru banget
DIANDRA (menggeleng)
Gak apa-apa
PERMANA
Oya kenalin aku Permana, panggil aja Pram
DIANDRA (menggamit tangan Permana)
Diandra
PERMANA (manggut-manggut)
Dian....
Seseorang memanggil Permana dari kursi paling ujung belakang. Sebut saja Desi. Scene diakhiri dengan munculnya seorang dosen. Kelas menjadi hening. Nampak Diandra saling bersalaman dengan teman disebelahnya.
Scene 4. Kantin_Siang
Suasana kelas bubar. Diandra, keluar paling akhir.
Kemudian gambar menuju kantin. Disana desi dan permana sedang berdiskusi. Diandra datang da menyapa mereka
DIANDRA
Hai.......pram
PRAM
Eh....... diandra
Kenalin ne sahabat aku desi
DIANDRA (mengulurkan tangan sembari tersenyum ramah)
Diandra..........
DESI(menggamit dengan malas dan senyum yang dipaksakan)
Desi........
DIANDRA
Boleh ikut gabung g?
DESI
Eh...................kamu bisa duduk ditempat lain aku lagi mau diskusi sama pram................sory
DIANDRA
o................gitu ya ! ya udah lain kali aja.
PRAM
Diandra sorry ya...!
Diandra hanya tersenyum sembari mengacungkan cap jempol dan duduk di meja yang lain.
SCENE 5 kelas_pagi
Nampak Desi dan Pram telah ada di kelas ketika Diandra datang.
DIANDRA
Askum....
PRAM
Waskum...oh ya Diandra, aku ada sesuatu buat kamu. (mengulurkan selembar kertas)
DIANDRA (menerima kertas itu)
Apa ini?
PRAM
Itu brosur perlombaan, Rektor mengadakan lomba untuk menyambut mahasiswa baru. Lomba bikin skenario dan fotografi. Lumayan loh kalau misalnya skenario kita menang, entar universitas bakal membiayai produksinya dan bakal di filmkan.
DIANDRA
Kalau yang fotografi?
PRAM
Hasilnya akan di pampang di festival fotografi antar kampus akhir pekan ini. lumayan juga coz banyak orang-orang penting yang bakal datang.
DESI (Menengahi dengan sinis)
Tapi yang dipampang pastinya foto-foto yang berkualitas, bukan yang ecek-ecek.
Diandra hanya tersenyum. Pram kagok.
DIANDRA
Bukannya kalian punya komunitas film...! kenapa kalian gak nyoba?
PRAM
Justru itu, aku sama temen-temen sudah ngirim dengan nama komunitas kami, dan aku ingin menawarimu untuk mengikuti lomba ini juga, siapa tau kamu juga berminat.
Telpon Diandra berdering
DIANDRA
Eh....bentar dulu ya...oh ya makasi atas infonya.
Diandra berjalan keluar untuk mengangkat telpon, Pram mengangguk. (scene berakhir)
SCENE 6
Nampak Desi dan Pram keluar dari sebuah gedung. Desi nampak sumringah.
DESI
Pram aku yakin banget dech skenario kita bakal menang, secara gicthu, kita sudah teruji di income.
PRAM
Jangan besar kepala dulu, kita emang sering bikin film pendek bareng-bareng anak income tapi bukan hal mustahil kita juga bisa kalah, kita juga tidak tau.
DESI
Kok kamu putus asa gitu sih Pram?
PRAM
Bukan putus asa Cuma mengantisipasi hal-hal yang terburuk. Siapa yang gak mau menang? Kalau gak mau menang aku gak akan ikut lomba ini neng.
Keduanya kemudian terhenti ketika melihat Diandra tengah ngobrol dengan kakakknya. Keduanya menghampiri mereka.
PRAM
Mas Delvin? (mengukurkan tangan)
Delvin menggamit tangan Pram.
DIANDRA
Kalian saling kenal?
PRAM
Yayalah mas Delvin salah seorang juri dalam lomba penulisan skenario.
DIANDRA (menoleh pada kakaknya)
Kok gak cerita?
DELVIN
Gak sempat. Lagian kamu juga kenapa gak ikut lomba penulisan skenario kaya Pram? Kamu kan juga punya bakat.
DIANDRA
Lagi gak mood. Lagian kalo ada yang tau kalau kita saling kenal dan scenarioku menang ntar bilang KKN lagi,
DELVIN
PD banget kamu, (seraya memukul kepala adiknya)
DIANDRA (cemberut)
Benerkan ...????????? lagi pula aku punya hobby sekarang (tersenyum manja sambil menunjukkan kamera kepada kakaknya)
DELVIN
Fotografi...?
Diandra mengangguk.
Kamu tuch gak pernah puas dengan satu hobby, semua di cobain, kakak pusing lihat ulah kamu.
DIANDRA
Peace...peace...(sembari mengangkat tangan membentuk angka dua)
DESI
Kakak???? (kaget)
DIANDRA
Eh iya... aku belum cerita, kalau si jelek ini kakakku.
Delvin mencubit Diandra.
Kenalin kak ini Desi sahabatnya Pram temen sekelas aku.
Keduanya saling bersalaman dan menegnalkan diri.
DELVIN
Oh ya Diandra, temenin kakakn ke kantin yuk kakak laper.
DIANDRA
Emang di dalam gak dikasi makan?
DELVIN
Di kasi tapi laper lagi
DIANDRA
Dasar perut karet gak ada kenyang-kenyangnya.
Oh ya kami pamit dulu ya.
Pram mempersilahkan keduanya, Desi nampak cemas. Beberapa langkah sebelum menjauh, Diandra menoleh pada Pram dan Desi seraya berpesan.
Ada banyak hal yang belum kita pelajari di dunia ini. diantaranya menghargai oarang lain. Belajarlah membuka hati untuk orang lain agar kita sadar ada begitu banyak mutiara yang kita sia-siakan.......................
Dandra dan Delvin melenggang pergi, nampak juga Desi dan Pram yang berjalan ke arah yang berlawanan.
SCENE di tutup dengan tulisan pesan terakhir Diandra.

MEDHOK....NEVERMIND

SINOPSIS
Sekolompok mahasiswa yang tengah sibuk berdiskusi tentang sebuah rencana kegiatan kampus. Suasana Nampak biasa dan tenang. Yang membuat menarik adalah sekelompok mahasiswa tersebut berasal dari daerah-daerah yang berbeda-beda, Jawa, Jakarta, Madura, Batak, Sunda. Dipenuhi dengan logat-logat yang “medhok”. Cerita mengalir dengan datar nyaris tanpa intrik. Esensi mendalam justru tercermin dari berbedaan-perbedaan bahasa yang tak menjadi masalah untuk mencapai sebuah kemufakatan…….bersatu itu kuat
Scene 1
Tahap perkenalan, disini ke lima tokoh di perkenalkan. Lewat tulisan di layar gambar
Scene 2
Nampak ke empat tokoh telah berkumpul di sebuah ruang kelas, salah seorang memulai memimpin pertemuan, dari logatnya ia Nampak fasih berbahasa Indonesia. Kemudian muncul seseoarang lagi yang datang terlambat. Dari bahasanya ia berlogat Madura “saporanah tretan, sorry” ucapnya dengan PD dalam bahasa campuran.
Scene 3
Pembicaraan kembali di lanjutkan. Laporan dari masing-masing divisi tentang kegiatan yang telah dilakukan. Disinilah kelucuan karena dialek bahasa yang berbeda-beda. Scene di akhiri dengan gambar tos dari kelima pemain dan ditutup dengan gambar burung garuda pancasila bertuliskan BHINNEKA TUNGGAL IKA.


NASKAH
Scene I (perkenalan)
Ext. area kampus_ pagi
1A. kamar mandi
Nampak seorang cewek berkacamata memakai hem keluar dari kamar mandi. Merapikan pakaian. Di tangannya menggamit beberapa map. Gambar berhenti dan mengenalkan tokoh.
NENSI MAHASISWI PSIKOLOGI ASAL GRESIK
Gambar kembali berjalan memperlihatkan nensi berjalan menaiki tangga.
1B. parkiran
Nampak seorang cowok turun dari sepeda motor. Melepas helm dan kaos tangan. Dari dandanannya ia Nampak cowok yang cool. Gambar berhenti dan mengenalkan tokoh.
MUFID ASAL LAMONGAN MENETAP DI SURABAYA SELAMA 1,5 TAHUN. FASIH BERBAHASA JAWA TAPI TETAP KHAS DIALEK LAMONGAN
Gambar kembali berjalan memperlihatkan mufid berjalan memasuki gedung.
1C. jalan
Seorang cowok berjalan dengan santai. Memakai kaos oblong dengan tas selempang. Menoleh kekanan dan kekiri. Mulutnya komat kamit mengunyah bubble gum. Gambar berhenti dan mengebnalkan tokoh.
AMIN ASAL BANGKALAN MADURA CEPLAS-CEPLOS DAN HUMORIS
Gambar kembali berjalan memperlihatkan amin berjalan menghilang dari kamera.
1D. MPU
Nampak seorang cowok bertas ransel yang diselempangkan sebelah. Turun dari MPU. Gambar berhenti dan memperkenalkan tokoh.
ABIMANYU ASAL SOLO PENDIAM DAN PERFEKSIONIS
Gambar kembali berjalan hingga tokoh menghilang dari kamera.
Scene 2
Int. ruang kelas (kantor)
Nampak ke empat tokoh telah berkumpul. Nensi, Amin, Mufid, Abi. Nensi duduk di sebuah kursi dibelakang meja mengotak atik lembarab kertas. Mufid duduk di kursi putar sambil memainkannya. Amin sibuk di depan computer. Abi berdiri membaca pengumuman di madding kantor. Nensi memulai pembicaraan.
NENSI
Baiklah sambil menunggu yang lain, kita mulai dulu rapatnya. Selamat pagi semua !.
Ketiganya menjawab dengan serentak “pagi”. Abi bergegas duduk di kursi dan semua mulai menghadap ke arah nensi.
Tepat ketika hendak berbicara pintu kantor di ketuk dan terbuka. Muncul seorang tokoh lagi, sebut saja HIMA. Semua memandang kearah Hima. Gambar berhenti dan mengenalkan tokoh.
HIMA ASAL SUMENEP MADURA LEMAH LEMBUT DAN CENTIL
Gambar kembali normal
HIMA (mengangkat tangan)
Saporanah tretan aku telat lagi
Lantas duduk di sebuah kursi
NENSI
Silahkan ! diskusinya belum dimulai kok. (menarik nafas sejenak). Ok karena semuanya sudah lengkap kita lanjutkan rapatnya. Sesuai jadwal hari ini saya ingin mendengar laporan dari setiap JABRIK. Eh…mungkin dari Abi dulu !
ABIMANYU
Ya langsung aja, dua hari yang lalu saya sudah mengkoordinasi semua anggota di divisi saya divisi pemberitaan, antara lain berita yang akan kami angkat sesuai dengan tema kita, mahasiswa baru. Yakni membludaknya peminat juurusan komunikasi, penyimpangan dana SPMB, ketidakprofesionalan pelayanan perpustakaan, beberapa artikel dan opini terkait tema dan beberapa berita lintas kampus. Ini catatan rubric sekaligus penanggungjawabnya paling lambat 2 hari lagi seluruh berita kami setorkan (memberikan sebuah map).
NENSI
(manggut-manggut) ok saya terima. Selamjutnya divisi fotografi, mufid dilahkan !
MUFID
Ya simple aja karena tugas saya mengambil gamabr-gambar. Ini print outnya. Soft copynya sudah saya serahkan pada bagian layouter.
NENSI
Ok. Terima kasih, lumayan sudah cukup ada peningkatan kualitas gambarnya. Ditingkatkan terus ya!. (tersenyum ramah)
MUFID
Yoyolah, mufid gitu loh…yang lain tertawa geli.
NENSI
Selanjutnya Amin dari divisi HUMAS.
AMIN
Jangan kuatir soal sponsor sudah beres. Laporan terakhir dari divisi humas ada sekitar 17 sponsor yang sudah tercatat, dari 20 proposal yang disebar. Selebihnya akan memdapat kepastian hari ini.
NENSI
Syukurlah kalau begitu semua berlajan dengan lancer, selamat bekerja semoga sukses (tiba-tiba Hima memotong pembicaraan sambil mengangkat tangan)

HIMA
Enken gellu jek endher ambu. Gak ada yang mau dengar laporan keuangan ya? Kok aku gak ditanya.
NENSI
(kaget) ya ampun, ya ya sorry sorry, silahkan
HIMA (berdehem)
Laporan keuangan sebelumnya LPM memiliki kas sekitar 1.750.000,00 per Agustus. Khusus untuk dana cetak majalan inikita mendapat anggaran dana dari Universitas sebesar 10 juta, sedangkan untuk dana operasional kami anggarkan dari kas LPM seberar 750 ribu jadi total sisanya adalah 1 jt. Sekian laporan saya, ini rekapitulasi pemasukan dan pengeluarannya. Mator sakalangkong.
NENSI
Ok. Kita tos dulu, semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar
Nensi berdiri di ikuti oleh yang lain dan melakukan tos,
Scene di tutup dengan gambar burung garuda pancasila bertuliskan BHINNEKA TUNGGAL IKA.

KARAKTER
NENSI : MAHASISWI PSIKOLOGI ASAL GRESIK FASIH BERBAHASA INDONESIA RAMAH DAN BERWIBAWA
ABIMANYU : PEMUDA KELAHIRAN SOLO PENDIAM DAN PERFEKSIONIS
MUFID : COWOK ASAL LAMONGAN MENETAP DI SURABAYA SELAMA 1 ,5 TAHUN FASIH BERBAHASA JAWA MESKI TETAP LEKAT DIALEK LAMONGANNYA
AMIN : COWOK ASAL BANGKALAN MADURA CEPLAS-CEPLOS DAN HUMORIS
HIMA : CEWEK ASAL SUMENEP MADURA, CENTIL DAN BERDARAH BIRU KETURUNAN BANGSAWAN SUMENEP.