Selasa, 25 Januari 2011

AGAMA PELACUR MOVIE

IDE CERITA
Terinspirasi dari bukunya P. Nur Syam “agama pelacur”. Sebuah gambaran keagamaan yang tak hanya sebuah simbol, tapi sebuah keyakinan yang muncul dari dalam hati. Pertentangan antara realitas dan keyakinan.

SINOPSIS
Sebuah kisah mengenai pilihan hidup keagamaan, yang mengajarkan kita untuk lebih bijak menjalani hidup. Laras remaja muslim yang terjebak ke dalam dunia prostitusi di tengah keikhlasan dalam penghambaan. Sebuah pilihan hidup yang membawanya pada dua sisi kehidupan yang kontras.
Suatu ketika kehidupan mempertemukan Laras dengan David, pemuda sederhana dan cerdas yng kerapkali mempertanyakan eksistensi ketuhanan. Melalui diskusi-diskusi sederhana keduanya seolah melihat refleksi kehidupan yang lain. Gambaran kehidupan yang selama ini mereka ragukan .... menelusup sendi-sendi keyakinan yang samar.

TREATHMENT
SCENE 1
Memperlihatkan suasana masjid menjelang sholat berjamaah. Nampak seorang tokoh, seut saja Laras tengah berwudhu di sebuah kran. Terlihat aneh, menggosok anggota wudlu dengan keras. Gambar beralih pada sosok ustazd yang tengah khusyuk mendengarkan iqamah. Kemudian nampak segerombolan anak muda tengah bercengkrama. Ketika waktu sholat tiba 2 diantaranya masuk ke masjid untuk sholat. Tinggal seorang pemuda yang tidak beranjak dari tempat. David.
Scene beralih menggambarkan suasana sholat berjamaah. Kemudian salah seorang ustadz naik ke mimbar untuk ceramah. Nampak laras tengah berdoa dan menangis. Disaat yang bersamaan David seolah terhenyak ketika mendengar ceramah tentang larangan berzina. Scene berakhir.
SCENE 2
Memperlihatkan suasana masjid usai sholat berjamaah. Nampak beberapa figuran keluar dari masjid. 2 orang teman David mengajaknya pulang, ia beranjak. Langkahnya terhenti ketika mendapati sosok ustadz. Ia meminta teman2nya pergi lebih dulu. Terjadi perbincangan antara keduanya. Disaat yang bersamaan laras keluar dan memakai sepatu. Ketiganya sempat beradu pandang sekilas. Scene diakhiri dengan gambar ketiganya berjalan terpisah.
SCENE 3
Scene menunjukkan David dan ke2 temannya tengah asyik ngobrol di sebuah taman hiburan. Terjadi diskusi-diskusi ringan mengenai Tuhan dan Agama. Dari sinilah David diarahkan untuk menemui seorang ustadz. Ditengah perbincangan pandangan David tertuju pada sesosok perempuan muda yang turun dari sebuah sepeda motor dibonceng seorang lelaki. Lelaki itu mengulurkan uang. David terus memandang perempuan itu dengan heran hingga ia menghilang di sebuah kelokan jalan.
SCENE 4
Nampak david tengah berjalan untuk menemui seorang ustadz di sebuah kontrakan kecil. Ia mengajukan tiga pertanyaan mengenai keTuhanan yang kemudian dijawab dengan lemparan debu oleh sang ustadz. David pulang dengan marah.
SCENE 5
Nampak Laras keluar dari sebuah mobil mewah. Dari arah yang berlawanan david dan teman2nya berjalan ke arah laras. Tepat ketika David dan Laras berpapasan hak sepatu Laras patah. David mencoba menolong dan meminta teman2nya pergi lebih dulu. David mengajak laras untuk duduk.
Kemudian gambar memperlihatkan suasana David dan Laras tengah ngobrol di salah satu sudut jalan. Lewat diskusi ini terjadi debat antara Laras yang seorang pelacur, dengan david yang atheis mengenai eksistensi Tuhan dan agama.
SCENE 6
Nampak Laras yang tengah berjalan linglung di sebuah pemukiman kumuh. Nampak seorang pemulung yang tengah sibuk dengan pekerjaannya. Kemudian terdengar suara adzan. Sang pemulung bergegas mengambil wudlu dan sholat. Laras mendapati gambaran tentang hidup yang baru. Muncul slide scene 6, gambar pemulung dan gambar ketika dia turun dan mobil. Scene diakhiri dengan suara doa sang pelacur.

KARAKTER
1. Laras : lemah lembut, menyesali diri, PSK
2. David : cerdas, sederhana, atheis
3. Ustad : bijak, berwibawa
4. Figuran teman2 : pikiran pendek, hedonis, melarat, embongan, sedikit religius, humoris
5. Figuran customer 1,2 : hedonis, otoriter
6. Pemulung : sabar, religius

SKENARIO

SCENE 1. INT_MASJID_SIANG
Nampak Laras tengah mengambil wudlu. Menggososk-gosok anggota wudlunya dengan keras.
LARAS (rintihnya lirih, sembab)
“Mungkinkah noda-noda ini hilang Tuhan....” (cut)
Gambar beralih menunjukkan gambar sang ustadz tengah mendengarkan adzan dengan khusuk.
Gambar beralih pada 3 orang pemuda yang tengah duduk di serambi masjid. 2 diantaranya masuk ke dalammasjid ketika iqamah didengungkan.
DAVID
Udah iqamah tuh, cepat sholat!
FIGURAN (beranjak)
Lah kamu sendiri??
DAVID (mencibir)
Sejak kapan kamu lihat aku sholat?!
Keduanya lantas masuk ke dalam masjid. Kemudian memperlihatkan suasana shalat berjemaah. Laras mengambil shof pojok paling belakang. Terpisah dari jemaah yang lain, usai sholat berjamaah sang imam memberikan tausiyah.
USTAD
“hadirin yang dirahmati Allah. Saat ini dunia semakin bebas, maksiat dan dosa dimana-mana. Kita harus siap untuk menghadapi itu semua. Jagadiri dan keluarga. Sebagaimana firman Allah “qu amfusakum wa ahlikum nara”. Jagalah dirimu dan keluargamu dai api neraka. Jangan sampai kita terjebak kedalam kenistaan. Tidak hanya itu “janganlah kamu mendekati zina” seperti firman Allah “wala taqroqobuzzina”.... mendekati zina saja tidak boleh, apalagi melakukannya.
Disaat yang bersamaan, David seolah tersentak membaca ayat yang dibaca sang ustad. Nampak bingung.
Gambar beralih pada Laras yang tengah berdo’a. Menangis.
LARAS
“Tuhan... aku sadar, aku teramat hina di hadapan-Mu. Tapi hidup tak memberiku pilihan lain, selain dosa dan kenistaan ini, aku pun tak mungkin kembali keduniaku dulu, dunia yang justru membuangku, mereka akan mengecamku tanpa sedikit belas kasih, mereka takkan mengerti betapa akupun sakit menjalani semua ini......”(End)
SCENE 2.EXT_MASJID_SIANG
Scene memperlihatkan tokoh ustad berjalan keluar masjid. Diikuti oleh David dan kedua temannya. Atas permintaan David keduanya pergi lebih dulu.
DAVID (setengah mengejar)
“maaf pak ustad, bisa bicara sebentar?”
Sang ustad menoleh
USTAD (tersenyum ramah)
“ya .... ada apa?”
DAVID
“emh.... gini pak ustad, tadi sewaktu ceramah pak ustad banyak sekali menggunakan istilah-istilah baru yang tak saya mengerti, maksud yang tadi itu apa?”
USTAD
“oh... tadi saya memberikan tausiyah menengenai larangan berbuat zina. Saya sengaja mengutip beberapa ayat al-qur’an yang terkait dengan perintah tersebut. Seperti “wala taqrobuzzina” yang artinya janganlah kamu mendekti zina, karena zina itu sumber dari segala mala petaka. Memangnya kenapa?”
DAVID (tesenyum sinis)
“Tuhan sangat otoriter ya ustad, ini gak boleh, itu gak boleh, semua harus berjalan sempurna seperti yang Dia inginkan.”
USTADz
“Nak... tidak baik mempertanyakan tentang keputusan Tuhan. Tugas kita cukuplah menjadi hamba yang baik, toh pada akhirnya kita sendiri yang akan mendapatkan nikmatnya. Anak ini muslim kan?”
DAVID (terhenyak)
“orang tua saya ce iya”
USTADZ
Lalu anak sendiri?
DAVID
“memangnya ada untungnya kita beragama? Aku rasa hidup kita malah terkekang. Ni ga boleh, itu juga jangan. Repot”.
USTADZ (nampak tenang)
“Agama itu ibarat kompas yang menunjukkan arah. Tanpa agama hidup kita akan seperti petualang yang kehilangan arah. Saya yakin hati kecilmu memiliki kerinduan pada hal-hal seperti itu. Hanya saja kau belum sadar, ,
Sang ustadz berlalu setelah menepuk punggung David tanpa menunggu jawabannya. David bengong.
Disaat yang bersamaan Laras keluar dari masjid. Sempat beradu pandang dengan David. Scene ditutup dengan gambar ketiga berjalan terpisah.
SCENE 3. EXT_TAMAN_MALAM
Memperlihatkan suasana sebuah taman hiburan. Nampak segerombolan pemuda tengah asyik berpesta pora. Salah seorang diantaranya adalah David. Muncul seorang pemuda yang lain langsung bergabung dengan gerombolan
FIGURAN
“Woooiiii..,... Panjul dari mana aja lu jam segini baru datang”
PANJUL
“Biasalah cuci mata dulu... heehehehe”
FIGURAN
“Dasar ustad cap kambing, dirumah alim gak taunya jelalatan juga....”
PANJUL
“Hidup itu harus seimbang chuy ..... ibadah ok, foya-foya jalan teruzzzzz....
Semua saling bersorak ria kecuali David.
DAVID
“Jadi orang jangan setengah-setengah. Kalau mau masuk dunia hitam jangan ada yng putih setitik pun”
Yang lain pada melongo antara takjub dan heran.
PANJUL
“Waduh.... Ampun bro, aku paling gak bisa kalau udah debat ama kam, bisa kopyor ni otak hehehe.... mending kalau mau debat, ama kiyai Husen aja, dia lawan yang cocok buat kamu.
DAVID (selidiknya penuh tanya)
“kiyai Husen????”
PANJUL
“iya... dia itu orang tersohor di kampungku, lulusan pesantren”
DAVID
“Buat apa lulusan pesantren, ujung-ujungnya kalo melarat juga
FIGURAN
“betul banget tuch.....”
PANJUL
“ya lah ... terserah kalian .... yang penting have fun ok....”
Keceriaan kembali nampak dari gerombolan itu.
Gambar beralih menuju sebuah mobil mewah yang berhenti di tepi taman, dari dalam muncul seorang perempuan muda, dari jauh David mengamati, perempuan itu adalah Laras. Keduanya sempat bertatapan.
LARAS
“Om.... makasih yan udah di anterin”
CUSTOMER
“ya ... sama-sama Laras.... lain kali om hubungi lagi ya....
LARAS (bergelayut manja)
“seperti biasa, siapa cepat dia dapat”
CUSTOMER
“tapi kalau aku bisa ngasih lebih banyak, aku akan dapat antrian yang pertama kan?”
LARAS
(tersenyum manja dan mengangguk)
CUSTOMER
“ya.... udah sampai jumpa lagi ya.... da.....
Mobil melaju pergi, Laras berjalan melewati gerombolan David dan kawan-kawan. David terus memandangi Laras sampai bayangannya hilang di sudut jalan. Scene berakhir.
SCENE 4. EXT_SAWAH_SIANG
Namapak David tengah berjalan menuju sebuah persawahan. Menghampiri seorang tokoh. Ustadz. Sang ustadz tengah duduk2 di tepi sawah.
DAVID
Maaf ustadz, bisa mengganggu bentar?
USTADZ
Oh ya boleh, kebetulan bapak lagi istirhat aja. Kalo tidak salah anak yang kemarin katemu di masjid itu ya?
DAVID
Benar ustadz, saya David (mengulurkan tangan)
USTADZ (menjabat tangan David)
Husein, ,
DAVID
Saya sudah tahu,
Pandangan David beralih ke hamparan sawah di depannya. Terdiam beberapa saat.
USTADZ
Oya, maksud kedatangan anak datang kesini?
DAVID
Saya dengar dari teman saya, ustadz dikenal sebagai orang yang alim di daerah ini
USTADZ (tersenyum sembari bersandar di sebuah pohon)
Itu Cuma kata orang nak... bapak ce gak pernah ngrasa sebagai orang alim. Bapak Cuma melakukan apa yang bapak yakini. Masalah orang mau menilai apa itu terserah,
DAVID (tersenyum sembari mengangguk2)
Seperti yang saya katakan kemarin, saya sangat tidak tertarik dengan konsep keagamaan yang ruwetnya mengalahkan birokrasi. Tapi saya punya 3 pertanyaan yang harus bapak jawab,
USTADZ (mengerutkan kening)
Pertanyaan???
DAVID (bernada menentang)
Iya, pertanyaan yang sedikit saja ustadz salah menjawabnya. Ustadz harus mulai mempertanyakan agama yang ustadz percaya itu,
USTADZ
Baiklah saya akan berusaha menjawabnya, InsyaAllah bapak telah siap dengan agama yang bapak anut ini,
DAVID
Semoga itu benar,
Pertanyaan pertama, bagaimana mungkin kita mempercayai sesuatu yang tidaka bisa kita lihat. Seperti Tuhan anda. Jika benar Tuhan bapak itu ada, coba tunjukkan dimana, apa bisa dilihat?
Kedua, dalam agama bapak dikatakan, Tuhan menentukan Qodlo dan Qodar. Lalu kenapa manusia masih harus mempertanggung jawabkan perbuatannya? Kenapa masih ada surga dan neraka?
Dan yang terakhir, jika syetan terbuat dari api, apa mungkin dia bisa merasakan api neraka?
USTADZ
Pertanyaan yang sangat cerdas
DAVID
Lalu?? Apa jawaban ustadz?
USTADZ
Pertanyaan itu sebenarnya sejenis, bapak bisa menjawabnya hanya dengan 1 kali.
DAVID
Tidak usah berputar2 ustadz, saya butuh jawaban yang pasti.
USTADZ
Kamu benar, ingin tahu jawabannya?? Meski itu sedikit menyakitkan?
DAVID
Bulsyit dengan rasa sakit,
USTADZ
Baiklah, ikut dengan bapak sebentar
Sang ustadz kemudian membawa David ke tepi jalan raya yang berdebu. Ia mengambil segenggam debu. Kemudian dengan tiba-tiba melempar ke muka David. David menjerit kesakitan.
DAVID (membentak sembari menahan perih di mata)
Ustadz.... apa yang anda lakukan?!!! Saya minta jawaban bukannya dilempar debu. Kalau memang tidak bisa jawab bilang aja terus terang gak usah anarkis. Saya bisa saja melaporkan ini sebagai bentuk penganiayaan,
USTADZ (tersenyum tenang)
Justru ini adalah jawaban dari semua pertanyaanmu, kau merasa sakit kan? Apa kau bisa menunjukkan padaku seperti apa itu rasa sakit?. Apa yang aku lakukan ini kehendak Allah, lalu kenapa kamu memintaku bertanggung jawab?. Dan yang terakhir, manusia terbuat dari tanah, tapi buktinya anak tetap sakit kan ketika bapak lempar dengan tanah? Begitu juga syetan nantinya, ia akan tetap terbakar dan merasakan panasnya api neraka.
DAVID (mukanya merah padam menahan amarah)
Dasar ustadz gila!!!
David kemudian pergi dengan marah meninggalkan sang ustadz. Sang ustadz mengelus dada, dan berdoa lirih
USTADZ
Ya Allah, berikanlah hidayah pada pemuda itu. Jadiakanlah ia kekuatan dalam Islam, yang kelak akan memperjuangkan ayat-ayatMu!
Scene berakhir
SCENE 5. EXT_TEPI JALAN_MALAM
Scene dimulai dengan gambar Laras keluar dari seuah mobil mewah dengan pakaian yang seronok. Mobil melaju pergi. Laras kemudian berjalan. Dari arah yang berlawanan nampak DAVID dan kedua temannya juga berjalan. Tepat ketika Laras dan David berpapasan, hak sepatu Laras patah. Kakinya terkilir.
LARAS (merintih kesakitan)
Aauugggh.....!!!
David datang menolong. Sementara kedua temannya berjalan lebih dulu.
FIGURAN (berteriak dari jauh)
Wooi... vid... mau booking ya??
DAVID (sembari membopong Laras)
Kalian duluan aja ntar aku nyusul. Anda tidak apa2?
Laras hanya menggeleng. David kemudian membantunya duduk di tepi jalan.
DAVID
Maafin ketidak sopanan teman2ku tadi ya?!
LARAS
Bukan mereka yang salah. Memang begitulah keadaannya. Tapi sory aku sudah tidak melayani pelanggan lagi, ini udah terlalu larut,
DAVID (gelagapan)
Ehh... bukan... bukan. (seolah menyadari sesuatu)
Jadi kamu??? PSK?!!
LARAS (sinis)
Kamu pikir apa?? Dengan pakaian seperti ini apa mungkin aku ini santri?? Ada2 aj,
David hanya diam dengan raut muka bingung.
LARAS
Kenapa? Kamu jijik? Gak usah munafik lah! Banyak orang yang menghujat dan mencerca pekerjaanku, tapi tak sedikit juga yang memakai jasaku. Bahkan tidak sedikit mereka dari kalangan pejabat yang biasanya getol menyerukan anti prostitusi dan trafficking,
DAVID
Aku tidak pernah berfikir untuk menghakimi seseorang hanya karena pekerjaannya yang bagi sebagian orang itu kotor. Semua berhak memilih jalan hidupnya sendiri. Termasuk kamu,
LARAS
Seandainya ada pilihan yang lebih bersih dan menjanjikan, aku juga tidak mau berada dalam kenistaan ini
David menoleh ke arah Laras. Memandangnya lekat, Laras sedikit kikuk,
LARAS
Kenapa? Jangan bilang kamu berubah pikiran dan ingin memakai jasaku juga, (dengan tatapan menantang)
DAVID
Sepertinya aku pernah lihat kamu sebelumnya?? Tapi dimana ya??
LARAS
Ketemu aku??
Keduanya terdiam beberapa saat. Muncul slide scene 1 ketika keduanya berpapasan di depan masjid.
LARAS & DAVID (serempak dan saling menunjuk)
Masjid!
Keduanya tertawa geli.
DAVID
Kenapa memilih pekerjaan ini?? bukannya ini bertentangan dengan agamamu??
LARAS
Iya, aku tahu. Tapi kenyataan hidup membuatku tak punya pilihan lain.
DAVID
Ada apa dengan hidupmu?
LARAS
Sepertinya kau sangat tertarik mendengarkan ceritaku?? Jangan2 ka seorang intel??
DAVID
Bukan... aku Cuma tertarik aja. Bisa2nya seseorang melakukan hal yang kontras sepertimu. Siang hari berdoa dengan khusyuk pada Tuhan. Malam hari justru sebaliknya menjadi pemuas nafsu lelaki2 bejat. Seolah kau lupa Tuhan tengah mengamati perbuatanmu itu, yah... meskipun aku sendiri ragu apa benar Tuhan itu ada
LARAS
Tuhan itu ada. Aku yakin itu. Mengenai hidup yang aku pilih ini semua demi menyambung hidup. Aku menikah dengan lelaki bejat, dia meninggalkanku tanpa kejelasan. Padahal demi menikah dengan dia aku rela menjadi durhaka kepada ortuku. Tapi emang udah dasar nasibku yang buruk, ia meninggalkanku ketika aku tengah mengandung. Disaat seperti itu, aku tidak mungkin kembali pada orang tuaku. Karena itu aku memilih menghidupi anak kembarku sendiri. Dan satu2nya pekerjaan yang menjanjikan, ya ini. Meskipun awalnya, semua terjadi karena aku ditipu oleh seorang Mucikari yang mengaku akan mempekerjakanku sebagai TKW. Kadanga aku meras sangat berdosa, ntah akan jadi apa kelak aku di akhirat,
David tertawa kecil

LARAS
Kamu menertawakan hidupku? Kamu pikir ini lelucon untuk menarik simpatimu?
DAVID (menggeleng)
Aku hanya teringat pertemuanku dengan seorang Ustadz tadi siang, aku menantanganya dengan 3 pertanyaan tentang eksistensi Tuhan......
Flashback ke scene 4 ketika David bertanya pada ustadz dan dilempar debu.
LARAS
Trus apa hubungannya dengan kisah hidupku?
DAVID
Ya... harusnya kalian yang mengaku beragama itu konsekwen dengan keyakinan kalian sendiri. Kalau kalian percaya Tuhan itu ada, berkuasa atas segalanya, ya kalian jalani juga perintahNYA. atau jangan percaya sekalian. Seperti aku, aku tidak percaya siapa itu Tuhan, bulsyit dengan agama, so aku bebas.
LARAS
Aku tetap percaya Tuhan itu Maha Tahu. Aku tetap berharap kelak akan menemukan jalan untuk keluar dari lembah hitam ini.
DAVID
Kamu tidak ingin protes pada Tuhanmu?? Kau sangat mempercayaiNYA, tapi IA seolah tak menoleh kearahmu, membiarkanmu terjerembab kedalam kenistaan.
LARAS
Kamu ini ada2 aja, bagiku Tuhan itu Maha Adil. Mungkin sekarang aku seperti ini, tapi bisa jadi Tuhan tengah mempersiapkan rencana yang indah untukku, siapa tahu,
Laras beranjak dari duduknya sembari menenteng sepatunya yang patah.
LARAS
Oya, udah dulu ya, aku harus pulang, capek
DAVID
Ok, thanks ya untuk diskusinya
Laras hanya mengangguk kemudian berlalu meninggalkan David. Belum genap 5 langkah Laras menjauh, David memanggilnya.

DAVID
Oh ya Nona, kalau lain kali kamu berubah pikiran dan ingin keluar dari pekerjaanmu itu. Aku bisa membantumu.
Laras menoleh, tersenyum, mengacungkan jempol dan berlalu. Scene berakhir.
SCENE 6. EXT_PEMUKIMAN_SIANG
Nampak Laras tengah berjalan linglung di sebuah pemukiman. Memandangi sekelompok pemulung yang tengah sibuk memunguti sisa2 kardus dan botol. Kemudian terdengar suara adzan, salah seorang diantaranya langsung bergegas meletakkan hasil pulungannya dan memasuki masjid untuk sholat.
Laras memandanginya. Muncul background suara Laras.
“Ya Allah betapa hinanya aku, dibanding pemulung itu. Ditengah terpaan kepahitan hidup ia tetap kukuh berada di jalanMU. Menjalankan perintahMU. Menjaga diri dan kehormatannya. Sementara aku, hanya karena takut kelaparan, aku menjadi manusia bejat yang menjual kehormatannya. Ya Allah apa yang harus aku perbuat....”
Muncul slide scene 3 ketika Laras bergelayut manja pad seorang lelaki. Disusul slide scene 5 ketika David menawarkan bantuan. Terakhir slide scene 6 ketika seorang pemulung memunguti sampah.
Scene ditutup dengan gambar Laras yang tengah terpuruk, sembari menangis.
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar